SMART KING AND SMART QUEEN

By : INTAN NABILA FAHRIN

KELAS : 9C MTs NEGERI KISARAN


“ Hi, nama gue Rafly Alfin, umur gue 15 tahun, gue pindahan dari SMP Negeri 2 Bandung, dan gue asli orang Bandung.” Ucapnya memperkenalkan diri di depan kelas.
         “ Oke, anak – anak ada yang ingin ditanyakan?” kata pak Bondan pada seluruh siswa.
         “ Saya Pak, … “ sahut salah satu siswa mengacungkan tangannya.
         “ Silahkan Mita”, ucap pak Bondan mempersilahkan siswa itu dan ternyata dia adalah Mita siswa terpintar di sekolah itu.
         “ Gue mau nanya, sebelum lo pindah ke sini lo dapat juara berapa dan kenapa lo pindah ke sini?” Tanya Mita.
         “ Gue rasa lo gak perlu tau gue juara berapa, dan itu bukan urusan lo kenapa gue pindah ke sini.” Jawab Rafli dengan wajah yang tak merasa bersalah.
         “ Songong banget sih anak ini”, jutek Mita dalam hati.
         Mita hanya melihat Rafly dengan tatapan tajam, begitu juga dengan Rafly. Mita terlihat sangat kesal dan merasa tak terima, dan dia mulai angkat bicara.
         “ lo jadi …”

         “ Oke pertanyaan kamu sudah dijawab sama Rafly, sekarang kamu Rafly boleh duduk disitu”, Potong pak Bondan cepat, sambil menunjuk ke arah bangku yang kosong.
         “ Disitu Pak ?” Tanya Rafly
         “Iya, silahkan” jawab Pak Bondan
         Rafly langsung berjalan menuju meja yang tepat di belakang Mita. Mita hanya melihat Rafly dengan tatapan tajam.
         “Apa lo liat-liat!” bentak Rafly.
         “Geer!” ucap Mita langsung membalikkan badannya.
         “Oke anak-anak kita lanjutkan pembelajaran kita yang kemarin. Sekarang kerjakan latihan yang ada di halaman 24” ucap Pak Bondan memulai pembelajaran.
         Saat siswa sedang asyik mengerjakan latihan
         “anak-anak tolong perhatiannya sebentar! Bapak mau menyampaikan pengumuman” ucap Pak Bondan tiba-tiba.
Seluruh siswa langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang dilakukan, termasuk Mita dan Rafly.
         “Sekolah kita mengadakan olimpiade Matematika yang diadakan di luar sekolah. Yang berminat untuk mengikutinya kabarin bapak sekarang dan kira-kira siapa yang berniat untuk mengikuti silahkan acungkan tangan”, sambungnya.
         Dengan cepat Mita langsung mengacungkan tangannya begitu juga dengan Rafly, tetapi Mita tidak tahu kalau Rafly mengacungkan tangan karena posisi Rafly berada di belakang Mita.
         “Cuma dua orang?” Tanya Pak Bondan.
         Mita yang mendengar itu heran, siapa yang mengikuti olimpiade matematika itu karena di kelas cuma dia saja yang suka dengan pelajaran Matematika. Mita kaget saat melihat ke belakang ternyata Rafly mengacungkan tangan.
         “lo ikut olimpiade matematika?” Tanya Mita kaget.
         “ya iyalah olimpiade Matematika, masa iya olimpiade Bahasa Inggris” jawab Rafly.
         “jutek banget sih jadi orang, maksud gue itu ga kaya gitu” ucap Mita
         “Bodo amat!” ucap Rafly.
         “ngeselin banget sih tuh anak, awas aja yah lo!” ancam Mita pelan langsung menghadap ke depan.
         “Mita, Rafly ini formulir yang harus kalian isi, silahkan ambil” kata Pak Bondan menaruh formulir di atas mejanya.
Dengan cepat mereka berlari ke depan untuk mengambil formulir itu. Tidak ada yang mau mengalah. Mereka rebutan mengambil formulir yang di bagian atas.
         “Gue yang megang luan!” bentak Rafly menarik kertas itu dari Mita.
         “Gue yang nyentuh luan!” bentak Mita juga.
         “Gue…”
         “Gue…”
         “Stop! Jangan pada rebut ini formulirnya masih ada”, bentak Pak Bondan
         Mita mengalah dia melepaskan formulir yang ada di tangannya dan langsung mengambil formulir yang ada di atas meja lalu pergi meninggalkan Rafly.
         “Teng… teng… teng…” Bel berbunyi pertanda waktunya untuk istirahat. Seperti biasa Mita hanya berada di dalam kelas memakan bekal yang dia bawa dari rumah sekaligus membaca buku pelajaran. Saat sedang makan tiba-tiba saja Mita merasa kebelet ingin ke toilet untuk buang air kecil.
         “Aduh… kebelet lagi”, ucapnya langsung membereskan bekalnya.
         Saat di perjalanan menuju toilet, kepala sekolah berjalan berlawanan arah pada Mita.
         “Selamat siang Pak…” sapa Mita.
         “Siang, Mita kamu mau kemana?” Tanya kepala sekolah.
         “ke toilet, Pak” jawab Mita.
         “Ooh… nanti dari toilet kamu langsung ke ruangan saya yah.”
         Mita hanya terdiam heran ia dipanggil ke ruangan kepala sekolah.
         “Iya pak. Nanti dari toilet saya langsung ke ruangan bapak.” Turut Mita.
         “Ya sudah saya tinggal dulu, selamat siang.” Ucap bapak kepala sekolah meninggalkan Mita.
         “Siang pak” jawab Mita melihat kepala sekolah yang semakin menjauh.
         “Ada apa ya Pak Kepsek manggil gue?” Tanya Mita dalam hati.
         “Bodo ah gue udah kebelet” ucapnya berlari ke toilet.

         Setelah selesai Mita dari toilet Mita langsung menuju ruang kepala sekolah. Sampai di depan ruang kepala sekolah Mita menghentikan langkah kakinya.
         “Bismillah, semoga aja ga ada masalah.” Doa Mita langsung masuk ke dalam ruangan.
         “Siang, Pak” sapa Mita.
         “Siang, silahkan duduk nak” kata kepala sekolah mempersilahkan Mita.
         “iya pak” jawab Mita langsung duduk.
         “Ada apa ya pak, bapak panggil kesini?” sambungnya bertanya.
         “Kita tunggu dulu ya teman kamu satu lagi, baru ntar bapak jawab pertanyaan kamu tadi.” Jawab kepala sekolah.
         “iya pak…”
         Tak berapa lama kemudian ada siswa yang masuk ke dalam ruangan.
         “Assalamualaikum” ucap seseorang masuk ke dalam ruangan.
         “Walaikumsalam” jawab Mita dan kepala sekolah serentak.
         “Silahkan duduk nak” kata kepala sekolah.
         Mita langsung melihat siapa yang datang.
         “Rafly…” ucap Mita dalam hati.
         “Mita…” ucap Rafly dalam hati sambil berjalan menuju kursi lalu duduk.
         “Ada apa pa? Kenapa papa panggil aku ke sini?” Tanya Rafly.
         Mita yang mendengar Rafly memanggil papa bingung.
         “Ternyata Rafly anak kepala sekolah, pantesan songong!” ucap Mita dalam hati.
         “Jangan panggil papa ini di sekolah bukan di rumah” tegas kepala sekolah.
         “iya pak”
         “Saya hanya ingin beritahukan kalau olimpiade matematikanya diadakan di Gedung Serba Guna pada hari minggu jam sepuluh pagi dan saya berharap kalian berdua bisa mengharumkan nama sekolah kita” ucap kepala sekolah.
         “iya pak” sahut Mita dan Rafly serentak.
         “Yasudah, kalian boleh masuk ruang kelas masing-masing.”
         Mita dan Rafly hanya menganggukkan kepala lalu pamit pergi meninggalkan ruangan itu.
         “Teng… teng… teng…” suara bel menandakan waktunya pulang.
         Mita langsung menyandang tasnya lalu pergi ke parkiran untuk mengambil sepeda motor miliknya. Saat Mita hendak mengeluarkan sepeda motornya ada sebuah mobil yang menghalangi jalannya. Mita hanya mengelekson mobil yang ada di depannya tapi pemilik mobil itu tak kunjung turun lalu Mita memutuskan untuk menghampiri mobil itu.
         “Permisi, tolong dong mobilnya digeserin, sepeda motor gue mau lewat nih.” Ucapnya mengetuk kaca pintu mobil tersebut.
         Perlahan kaca mobil itu terbuka.
         “Lo…” ucap Mita kaget melihat Rafly di dalam mobil tersebut.
         Begitu juga dengan Rafly, dia langsung keluar dari mobilnya.
         “lo lagi….lo lagi…, ngapain sih ngikutin gue mulu” Tanya Rafly
         “Geer  banget sih lo gue ikuti, lo ga lihat noh sepeda motor gue mau lewat, mendingan cepatan lo geserin mobil lo karna gue ga mau lama-lama disini lihat muka orang belagu kayak lo”

Rafly hanya tertawa mendengar ocehan Mita.
         “udah ngomelnya?” Tanya Rafly
         “asal lo tau yah gue juga ogah kali lihat muka sangar kayak lo dan jalan di sekolah ini ga cuma ini, noh banyak mending lo lewat sana” sambungnya.
         “yang ada lo tuh yah yang geserin mobil lo, karena udah menghalangi jalan gue!” bentak Mita.
         “resek banget sih lo jadi anak, masih anak kepsek aja belagu amat” sambung Mita lau pergi meninggalkan tempat itu dan langsung mengendarai sepeda motor miliknya.

         Sampai di rumah Mita langsung mengganti pakaian sekolahnya, setelah itu dia menghampiri mamanya yang sedang duduk di ruang keluarga.
         “ mah…..” sapa Mita duduk di sebelah mama.
“iya nak…” jawab mama dengan lembut.
         “Mita ikut olimpiade” kata Mita.
         “lagi?!” Tanya mama kaget.
         Karena Mita baru kemarin mengikuti olimpiade matematika tingkat Provinsi.
         “iya, bolehkan ma?” Tanya Mita.
         Mama hanya menganggukkan kepala, Mita yang melihat itu langsung memeluk mamanya.
         “makasih ya, ma. Mama udah izinin Mita”
         Mama membalas pelukan Mita.
         “iya, sayang. Mama bangga sama kamu. Kamu ga habis-habisnya buat mama senang.” Ucap mama melepas pelukannya.
         “iya, ma. Mita juga bangga punya mama kaya mama.”
         Mama hanya tersenyum.                             
“yaudah ma Mita mau pergi ke tempat bimbel dulu, Assalamualaikum” sambung Mita paMita.
            “iya, waalaikum salam”
Mita langsung pergi ke tempat bimbel dengan mengendarai sepeda motor. Di perjalanan menuju bimbel tak sengaja Mita melihat kepala sekolah sedang berdiri di depan café, Mita langsung meminggirkan sepeda motor dan turun untuk menghampiri kepala sekolah karena kepala sekolah terlihat bingung, tiba-tiba saja Mita melihat Rafly. Dia langsung bersembunyi di balik sebuah mobil yang terparkir disitu dan ternyata Rafly menghampiri kepala sekolah saat dia tau Rafly menghampiri kepala sekolah dia langsung pergi tapi saat dia melangkahkan kaki

            “Papa apaan sih, pake acara jemput aku segala, aku malu pah sama teman-teman aku” bentak Rafly.
            “Papa jemput kamu pulang karena papa ga mau kamu jadi anak berandalan yang taunya kelayapan mulu” kata papa dengan nada tinggi
            “Apa papa bilang, kelayapan? Yang ada papa tuh kelayapan mulu, papa ga pernah betah di rumah”

Papanya yang mendengar itu merasa tak terima lalu melayangkan tangannya untuk memukul Rafly tapi terhenti karena tak tega.
            “ Kenapa? Papa mau pukul aku, pukul aja!” ucap Rafly memukul pipinya
           
Kepala sekolah langsung pergi meninggalkan Rafly, Mita yang melihat itu kaget dan dia mengikuti langkah kaki Rafly yang tidak mempunyai tujuan dan sampai akhirnya Rafly berhenti di sebuah taman kota dia duduk di salah satu bangku taman.
            “kenapa hidup gue serumit ini” teriak Rafly, Mita yang mendengar itu kaget
            “lebih baik gue mati toh ga ada satu orang pun yang care dan peduli sama gue” sambungnya meneteskan air mata.
Mita yang melihat Rafly seperti itu merasa kasihan dan tak tega lalu pergi menghampirinya dan duduk di sebelah Rafly.
            “lo….” Ucap Rafly kaget, langsung menghapus air matanya.
            “ngapain lo kesini?” tanyanya sambil berdiri
            “gue kesini mau nenangin lo….” Jawab Mita
            “lo mau jadi pahlawan kesiangan” ucapnya dengan nada tinggi
            “tolong dong kalo ngomong itu di jaga, jangan asal ceplos, gimana ga ada orang yang care dan peduli sama lo, lonya sendiri kalo ngomong ga pernah di jaga dan asal lo tau niat gue kesini tuh baik, gue mau nenangin lo karena tadi ga sengaja gue dengar semua percakapan lo sama bokap lo tapi lo malah bilang gue mau jadi pahlawan kesiangan, dasar……” ucap Mita langsung pergi
Tapi di tahan oleh Rafly, dia menarik tangan Mita
            “tunggu….” Ucap Rafly menghentikan jalan Mita
            “apaan?” Tanya Mita jutek
            “sini duduk…..”
Mita hanya mengikuti kemauannya.
            “gue minta maaf”
            “iya, lain kali kalo ngomong itu dipikir dulu jangan asal ceplos”
Rafly hanya menganggukan kepalanya, Mita hanya terdiam begitu juga dengan Rafly, hanya ada keheningan di antara mereka.
            “lo yang sabar ya raf..” ucap Mita memecahkan keheningan.
            “gimana gue bisa sabar, kalo gue keluar rumah selalu di marahin padahal gue cuma mau ngumpul bareng teman-teman gue dan karena dia gue selalu pergi dari rumah” ucapnya dengan emosi
            “emangnya kenapa sama bokap lo? Maaf gue kepo” Tanya Mita
            “iya ga papa, bokap gue ga pernah betah di rumah, dia selalu pergi kemana yang dia suka, tanpa mikirin keluarganya di rumah dan lebih sadisnya lagi sampe nyokap gue meninggal” jawab Rafly dengan nada tinggi
            “gue pingin mati aja nyusul nyokap gue disana mit, gue capek dengan semua ini” sambungnya
            “lo ga boleh ngomong kaya tadi lo harus kuat dan lo harus bisa ngerubah sikap bokap lo, buktiin ke nyokap lo disana kalo lo laki-laki yang kuat, Strong!” semangat Mita
            “mit makasih yah, lo udah ngesuport gue, juga minta maaf udah bikin lo kesel dan betek karena ulah gue tadi”
Mita hanya tersenyum menganggukan kepalanya.
            “Raf, setau gue bokap lo udah lama jadi kepala sekolah di SMP 1 Jakarta, trus kenapa lo baru pindah dan lo bilang lo asli orang bandung, jadi lo di bandung tinggal sama siapa?” Tanya Mita.
            “Iya bokap gue udah lama jadi kepsek di SMP 1 Jakarta, gue pindah kesini karna nyokap gue udah meninggal, sebenarnya gue ga mau tinggal di sini tapi gue dipaksa dan gue tinggal di bandung tempat oma gue” jawab Rafly
            “gue pribadi sebenarnya males banget tinggal sama dia” sambungnya
            “Istigfar lo raf, gimana juga dia tetap orang tua lo” tegur Mita
            “bukan lo aja yang ada masalah, banyak orang di luar sana ada masalah bahkan lebih dari lo alami saat ini” sambung Mita
            “gue bener-bener cape mit gue ga tau apa yang harus gue lakukan, mau gue hidup atau mati ga ada yang peduli” ucapnya frustasi
            “yang harus lo lakukan sekarang cuma satu, ngubah sikap bokap lo dan gue rasa bokap lo itu udah berubah tapi lo ga tau karena lo masi ga terima dengan kematian nyokap lo” kata Mita
            “semoga apa yang lo bilang beneran…” Do’a Rafly
            “Mit makasih ya lo udah care banget sama gue, padahal gue udah bikin lo kesel” sambungnya
            “iya, gue gak mau ada orang yang ngerasain apa yang pernah gue rasain, cukup gue yang ngerasain penyesalan itu dan lo tenang aja disini ada gue, gue akan selalu care sama lo kapanpun lo butuh, gue selalu stay disini untuk lo raf dan mulai sekarang kita ga boleh berantem berantem lagi” semangat Mita
           
Rafly hanya memberi jari kelingkingnya
            “Promise” ucap Rafly
            “oke” balas Mita dengan menyatukan jari kelingkingnya dengan Rafly.
            “etssss,….tunggu tadi lo bilang cukup lo aja yang ngerasain penyesalan itu, maksud lo apaan gue kagak ngerti?” Tanya Rafly
            “Hmmz… Raf masalah kita hampir sama dan maaf gue ga bisa share ke elo karna gue ga mau ngungkit ngungkit yang udah berlalu, pokoknya lo jangan sampe nyesel di kemudian hari” jawab Mita.
            “nyokap lo udah ga ada?” tanyanya lagi
            “masih ada, bokap gue yang udah ga ada, bokap gue meninggal karena nyelamatin gue dari kecelakaan maut dan itu adalah bukti yang bokap gue tunjukan ke gue kalau bokap gue udah bener-bener menyesal dengan apa yang udah bokap gue lakuin ke gue dan nyokap gue” jawab Mita sedih begitu juga dengan Rafly
            “Huhh….namanya juga hidup kadang di atas kadang di bawah dan sekarang posisi kita sedang menuju ke atas” ucap Rafly
            “maksud lo?” Tanya Mita heran
            “iya, karena besok kita bakal saingan untuk mendapatkan juara di olimpiade matematika dan di salah satu dari kita harus ada yang mendapatkan juara tapi setelah itu dia harus membantu dari kita yang gagal sampai dia berhasil” jawab Rafly
            “Oke! Yaudah gue pergi dulu yah” ucap Mita
            “emangnya lo mau kemana?” Tanya Rafly
            “Bimbel”
            “ooh yaudah gih ntar ketinggalan lagi…”
            “jadi ceritanya lo ngusir gue nih, oke fix gue pergi” canda Mita meninggalkan Rafly
            “Bodo amat”
            “ngeselin, dasar huh…. Udah ah gue pergi dah…. Assalamualaikum” salam Mita pergi meninggalkan Rafly
            “Good luck mit, walaikum salam” jerit Rafly Mita hanya membalas dengan senyuman

Mita sedang bersiap-siap untuk pergi menuju Gedung Serba Guna tapi sebelum Mita pergi, Mita berpaMitan pada mama dia meminta doa agar dia mendapat juara setelah itu baru dia pergi dengan mengendarai sepeda motor miliknya. Sampai di Gedung Serba Guna tanpa Mita ketahui ternyata Rafly mengikuti Mita dari belakang.
            “Mita……” teriak Rafly tiba-tiba.
Mita sangat kaget, Rafly yang melihat ekspresi Mita hanya tertawa
            “Hahahah……mukaknya biasa aja teh” tawa Rafly
            “apaan sih lo raf, kalau jantung gue kumat gimana? Trus kalo gue mati gimana” jutek Mita
            “Bodo amat”
Mita langsung pergi meninggalkan Rafly
            “Mita…..”
Mita tak menghiraukan Rafly yang berteriak memanggilnya, Rafly terus berjalan mengejar Mita, begitu juga dengan Mita dia terus berjalan dengan cepat tiba-tiba
            “upss…..maaf” ucap Mita menabrak seseorang
            “Pak…pak saya minta maaf tadi saya jalan ga lihat ke depan, sekali lagi saya minta maaf pak” sambung Mita dan ternyata yang dia tabrak adalah kepala sekolah.
            “Iya gapapa lain kali kamu hati-hati , trus kenapa lari-lari kaya tadi?” Tanya kepala sekolah.
            “tadi sa…..”
            “Mita…..” teriak seseorang memotong pembicaraan Mita.
            “Rafly” ucap kepala sekolah dan Mita serentak
            “Mit gue minta maaf” ucap Rafly terengah-engah berlari
            “Iya”
            “Jadi ini yang buat kamu lari-lari kaya tadi?” Tanya kepala sekolah
            “Iya pak” jawab Mita hanya tersenyum
            “Mita, saya mau ngucapin terima kasih banyak sama kamu”
            “Buat apa pak?” Tanya Mita
            “karena kamu udah ngeyakinin Rafly untuk memaafkan saya”
            “itu udah kewajiban seorang muslim Pak untuk menolong sesama”
            “saya bangga sama kamu Mita, kamu memang anak yang baik, pintar, dan pengertian lagi” puji kepala sekolah
            “Pa jangan dipuji-puji, lihat tuh pipinya jadi merah” canda Rafly
            “Apaan sih biasa aja kali, makasi Pak”
           
Mereka sangat terlihat bahagia dan tak berapa lama kemudian olimpiade dimulai. Mita dan Rafly berusaha menjawab semaksimal mungkin dengan bantuan doa dari orang-orang terdekat.
Olimpiade tlah berakhir kini waktunya untuk pengumuman juara olimpiade matematika.
            “Juara tiga dimenangkan oleh……. Alisyah Syarif dari SMP 3 Jakarta dengan nilai 1.798, kepada Alisyah Syarif harap maju ke depan.
            “Juara dua dimenangkan oleh……. Rafly Alfin dari SMP 1 Jakarta dengan nilai 1.980, kepada Rafly silahkan ke depan”
            “dan Juara Pertama dimenangkan oleh……. Kansa SyasMita Aqilah dengan nilai 1.981 dan dari SMP 1 Jakarta kepada Kansa SyasMita Aqilah diminta maju ke depan”

Mita yang mendengar namanya dipanggil langsung sujud syukur dan meneteskan air mata lalu pergi menuju panggung. Semua acara sudah selesai, saat ini Mita sedang duduk di atas sepeda motor miliknya.
            “Mita…..” sapa Rafly tiba-tiba datang
            “Iya….”
            “Selamat yah, lo memang pantas mit, gue salut sama lo” ucap Rafly memberikan tangannya
            “Iya terimakasih, lo juga yah selamat udah dapat juara” Mita memberikan tangannya untuk berjabat tangan.
            “ Pulang bareng yuk” Ajak Rafly
            “ Makasih, Gue naik sepeda motor aja” Tolak Mita.
            “Ya udah, gue nebeng sama lo, boleh kan?” Tanya Rafly.
            “Trus mobil lo?” Tanya Mita balik.
            “Gampang, boleh gak?”
            Mita hanya menganggukkan kepala, lalu mereka pergi meninggalkan tempat itu. Banyak hal yang mereka bahas disepanjang jalan. Mereka berbagi cerita dari yang menyenangkan sampai yang menyedihkan.
            “Pagi anak – anak …” Sapa Kepala Sekolah pada seluruh siswa yang berada di aula.
            “Pagi Pak … “ Jawab seluh siswa.
            “Teman kita baru saja mendapat juara Olimpiade Matematika, mereka adalah Rafly dan Mita. Kepada Rafly dan Mita silahkan maju ke depan.” Seluruh siswa memberi tepuk tangan yang meriah untuk mereka berdua.
            “Saya mewakili semua guru dan teman – teman kamu mengucapkan terima kasih karena sudah mengharumkan nama sekolah ini, dan mulai sekarang saya kasih kalian julukan SMART KING ANG SMART QUEEN, Bagaimana anak – anak ? Apa kalian semua setuju?” Tanya Kepala Sekolah
            “Setuju Pak…..” teriak seluruh siswa dengan semangat
            “ini saya ada bawakan hadiah untuk kalian berdua, silahkan diambil”

Mita dan Rafly mengambil sebuah kotak yang berada tepat di tangan kepala sekolah. Acara sudah selesai Mita sedang duduk di bangku kantin bersama Rafly.
            “Mit….” Ucap Rafly
            “Iya..”
            “Sekali lagi gue mau berterima kasih sama lo, gue mau lo jadi sahabat gue, apa lo mau?” Tanya Rafly
Mita hanya menganggukan kepalanya.
            “Makasih ya SMART QUEEN”
            “Sama-sama SMART KING”
Mereka pun masuk ke dalam kelas dan mulai sekarang Rafly dan Mita dikenal dengan julukan SMART KING dan SMART QUEEN karna kepintaran mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar